AMALAN-AMALAN PENGHIAS HATI
Upaya untuk memperbaiki amalan hati termasuk hal yang sangat penting dan kewajiban yang sangat ditekankan serta merupakan taqarrub dan ketaatan yang mulia dalam agama kita. Seorang ulama yang bernama Ahmad bin Hasd ditanya, amalan apakah yang paling afdhal, beliau menjawab: "Apabila seseorang berusaha menjaga rahasianya, menjaga hati dan jiwanya agar tidak berpaling dari Allah SWT"
Sepantasnyalah setiap muslim untuk selalu memperhatikan hatinya, berusaha memperbaiki hatinya, menegakkan hatinya untutk senantiasa berada ditempat-tempat yang dicintai dan diridhoi oleh Allah SWT serta menghilangkan dan membersihkan hati dari segala hal-hal yang tidak diridhoi oleh Allah SWT. Amalan-amalan hati itu banyak macamnya, di antaranya:
1. Mengikhlaskan agama dan ketaatan kepada Allah SWT.
2. Selalu bersifat nasehat dan setia kepada Allah SWT, begitu juga kita hendaknya selalu memberi nasehat kepada para hamba-hamba Allah, berbuat baik pada mereka dan hendaknya kita selalu membersihkan hati kita terhadap manusia dari segala macam sifat dengki, iri hati dan lain-lain.
3. Selalu berusaha untuk menghadirkan rasa takut dalam berdzikir kepada-Nya. Mengkhusyu'kan hati kita pada saat mendengarkan ayat-ayat Allah sebagaimana firmanNya dalam surah Al-Anfal ayat 2.
4. Bagaimana kita memantapkan rasa tawakkal kita pada Allah SWT kita menyandarkan diri sepenuhnya kepada Allah Segala urusan, kita serahkan pada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah QS. Mu'min ayat 44 "�. Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah, sesungguhnya Allah maha melihat akan hamba-hambanya".Ada seorang ulama mengatakan bacaan ini bagus dijadikan do'a apabila kita merasakan ada ancaman-ancaman yang membahayakan . Termasuk juga bacaan yang bagus dibaca, saat rasa takut menimpa kita ialah: "Cukuplah Allah bagi kami dan Dialah sebaik-baik pelindung". Begitu juga pada saat kita merasa kesukaran, kehidupan yang sempit, atau urusan kita selalu sukar atau sulit, bacaan yang bagus dibaca adalah doanya nabi Yunus ketika dia berada didalam perut ikan. Artinya :"Tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim "(QS.Al-Anbiya:82). Ada seroang sahabat bertanya; Ya Rasulullah, apakah do'a ini hanya diperuntukkan kepada Nabi Yunus ? Rasulullah bersabda : Bahasanya do'a ini untuk semua orang-orang beriman. Jadi amalan hati yang baik adalah tawakkal. Dalam sebuah kitab : Tawakkal ibarat seekor kuda yang diberikan beban yang berat, lalu ia hanya bisa duduk dan diam tidak bisa bergerak, dia hanya pasrah kepada tuannya, begitulah seharusnya kita terhadap Allah SWT, pasrah dan berserah diri pada-Nya. "Tiada daya dan kekuatan hanya milik Allah" "Siapa yang benar-benar bertawakkal pada Allah, maka Allah cukuplah baginya". Tapi disini juga kita dianjurkan untuk berusaha terlebih dahulu, sebelum bertawakkal.
5. Takut pada Allah diwaktu sendiri, maupun ditengah-tengah orang banyak.
6. Ridho pada Allah, Tuhan kita ; Islam sebagai agama kita dan Muhammad sebagai Nabi dan utusan Allah. Menerima semua aturannya dan segala konsekuensinya dengan hati yang ridho.
7. Kesiapan kita untuk menderita dengan penderitaan seberat-beratnya, itu lebih baik kita pilih dari pada kafir terhadap Allah.
8. Perasaan seorang hamba yang selalu merasa dekat pada Allah.
9. Selalu merasa adanya kehadiran Allah disetiap kehidupannya, contoh: ketika Nabi Yusuf dipenjara, beliau tidak pusing atau benci, malahan dia berdakwah dalam penjara, karena dia merasa kehadiran Allah disetiap waktu dan hidupnya. Tapi kita juga tidak boleh berfaham (dari kalimat Allah itu dekat) bahwa Allah dimana-mana, maksud dari Allah itu dekat bukan zatnya tapi ilmunya, penglihatannya, pengawasannya. Adapun Allah itu Maha Tinggi dan tidak ada satupun diatasnya.
10. Lebih memilih kecintaan kepada Allah dan RasulNya, dari pada kecintaan selain keduanya.
11. Cinta karena Allah dan benci karena Allah. Dalam satu hadits Nabi menyatakan: Ada 3 hal, jika ke-3nya dimiliki maka kita akan merasakan manisnya beriman, yaitu: " Ia mengutamakan lebih mencintai Allah dan Rasul-Nya. " Mencintai seseorang/sesuatu karena Allah. " Ia benci kembali pada kekafiran sebagaimana ia benci dilemparkan kedalam neraka.
12. Memberi karena Allah dan menahan karena Allah.
13. Segala gerak kita, diam kita selalu diperuntukkan karena Allah dan kelapangan hati kita dalam mentaati Allah baik berupa harta, badan dan tenaga kita.
14. Merasa senang dan gembira kalau sempat melakukan kebaikan dan perasaan sedih jika ia melakukan dosa dan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT. Siapa yang memiliki sifat ini, maka ia telah memiliki bibit keimanan dalam hatinya.
15. Sifat hati yang sangat mulia, kalau seseorang itu selalu memberikan kepeduliaan kepada orang-orang beriman baik harta maupun tenaga. Siapa-siapa yang mempunyai perasaan sedih atas penderitaan orang-orang beriman, ini berarti tanda-anda adana keimanan dalam hatinya.
16. Sifat hati yang mulia; banyak perasaan malunya, terutama malu melakukan hal-hal yang tidak sepantasnya dilakukan. " Malu termasuk bagian dari iman. " Iman dan malu selalu bergandengan.
17. Akhlak yang baik (khusnul Khuluk), amalan hati yang sangat baik dimana dia mencintai orang lain seperti dia cintai pada dirinya sendiri.
18. Merasa kecewa jika ada perbuatan maksiat yang dilakukan ditengah-tengah kita, juga kita tidak condong/berpijak/mengidolakan orang-orang kafir. Dalam suatu hadits Nabi bersabda : "Seseorang itu bersama idolanya di akhirat, maka jadikanlah idola kita Rasulullah, sahabatnya dan orang-orang shaleh, siddiqin, syuhada". Inilah amal-amal yang selalu menjadi pusat pandangannnya Allah terhadap hamba-hamba-Nya. Dalam satu hadits Nabi : "Sesungguhnya Allah tidak memandang bentuk tubuh kamu, roman muka kamu, tetapi yang Allah pandang adalah hati kamu". Perkataan ulama bernama Abu Hafsah : " Apabila engkau duduk dihadapan manusia, maka hendaklah kamu menasehati hati kamu, jangan kamu tertipu dengan banyaknya oang dihadapan kamu, karena sesungguhnya mereka itu hanya melihat/memperhatikan kamu secara lahiiahmu, namun Allah selalu melihat hatimu". Perkataan Umar bin Abdul Azis: "Andaikata kita tidak boleh memberi nasehat, kecuali kalau kita sudah sempurna, maka tidak ada orang yang akan memberi nasehat" Perkataan syekh Ibrahim: "Jangan sampai kita menyatakan kita tidak ingin berda'wah, karena kita belum sempurna, kata beliau; kewajiban kita pada ilmu ada 2 yaitu mengamalkan dan menyampaikan".
Kesimpulan :
Marilah kita berusaha meramaikan hati kita dan memperbanyak dalam hati kita amalan-amalan yang tidak dilihat manusia, tetapi Allah sangat memperhatikan amalan hati itu.
Tidak ada komentar: