[ ]
Latest News Updates
AKHLAK BEKERJA (5 lanjutan)
Selasa, 21 Mei 2013 Posted by Admin


Pribadi-pribadi Sabar yang dikisahkan dalam Al-Qur’an
·Ayyub (ditimpa penyakit sekujur tubuhnya sehingga istrinya meninggalkannya. Lalu sedemikian sopannya Ayyub berdo’a dia tidak memohon dengan memaksa agar sembuh)
“Dan ingatlah kisah Ayyub ketika ia menyeru Robbnya: “Ya Robbku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Robb Yang Maha Penyayang diantara semua penyayang. Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya. Dan Kami lipat gandakan bilangan mereka sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi segala mereka yang menyembah Allah. Dan (ingatlah kisah) Ismail, Idris dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Al Anbiya 21:83-85)
·         Ya’qub (berpisah dengan anaknya tercinta Yusuf dan kemudian dengan adik Yusuf “Bunyamin”.)
Sabar bukan menerima kenyataan apa adanya, tetapi selalu mengharap dan menanti keputusan Allah, dengan penuh keyakinan bahwa sesudah kesempitan pasti datang kemudahan.


·         Yusuf [Hidupnya merupakan mata rantai penderitaan. Lepas dari ujian dan tipu muslihat perbuatan kakak-kakaknya, masuk kepada cobaan, ujian dan tipu daya istri Al-Aziz. Selamat dari ujian itu lalu menghadapi ujian masuk penjara beberapa tahun lamanya tanpa suatu kesalahan yang pernah dilakukannya. Bebas dari penjara lalu memasuki ujian kesenangan dan kemewahan. Diuji dengan kedudukan sebagai menteri negara dan penanggung jawab urusan pertanian, pangan dan keuangan pada zaman krisis pangan yang melanda negeri Mesir dan negeri-negeri sekitarnya. Dia dicoba dengan menanggung rindu dan jauh dari keluarga karena terpisah dan lamanya waktu terputusnya kabar berita. Kunci dan rahasia kesuksesan Yusuf adalah taqwa dan sabar.

·         Ismail
Inilah contoh kesabaran yang tinggi terhadap ketaatan atas segala perintah Allah meskipun dibalik itu menghadapi bahaya dan pengorbanan.

·         Ulul ‘Azmi Minarrasul
§  Nabi Nuh a.s.
Nuh hidup ditengah-tengah kaumnya sembilan ratus lima puluh tahun lamanya. Dia menyampaikan seruannya dengan sembunyi-sembunyi dan terang-terangan, siang dan malam, memberi kabar gembira dan ancaman, tetapi kaumnya makin keras tantangannya dengan menutup mata dan telinga, mengunci hati, melontarkan ejekan, caci makian dan hinaan. Semua menolak dan menentang seruan Nabi Nuh. Tidak mengherankan jika Nuh berputus asa lalu berdo’a:
“Ya Robbku janganlah Engkau biarkan seorangpun di antara orang-orang kafir itu tinggal di muka bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hambaMu dan mereka tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.” (QS. Nuh 26-27)

§  Nabi Ibrahim a.s.
Nabi Ibrahim a.s. sabar melakukan dakwah tauhid kepada ayah dan kaumnya. Ibrahim tetap tenang dan tidak gelisah tatkala dilempat ke tengah api membara yang sedang berkobar dengan dahsyatnya. Allah SWT sendirilah yang memelihara Ibrahim dengan mencabut sifat panas dari api.
§  Nabi Musa a.s.
Musa telah bersabar dengan kesabaran yang belum pernah dialami nabi-nabi yang lain, yaitu sabar atas gangguan dan pembangkangan pengikutnya sendiri Bani Israil.
Setelah Bani Israil selamat menyeberangi laut yang telah menenggelamkan musuh, pengikut nabi Musa bertemu dengan suatu aum yang sedang khusyu’ memuja berhala-berhala mereka lalu berkata:
“Hai Musa buatlah untuk kami sebuah tuhan (berhala) sebagaimana mereka mempunyai beberapa tuhan (berhala) yang tidak mengetahui (sifat-sifat Tuhan)”. (QS. Al-A’raaf: 138)

Ketika Musa pergi ke buhit Thur untuk bermunajat kepada llah, “Samiri” membuat sapi kecil dari emas yang dijadikan tuhan dan disembah, kaum Musa ikut melakukannya.
“Dan ingatlah ketika Kami berjanji kepada Musa (memberikan Taurat sesudah) empat puluh malam, lalu kamu menjadikan anak lembu (sembahan) sepeninggalnya, lalu kamu adalah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah 2:51)

Ketika Musa berkata kepada mereka :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina”. Mereka menjawab dengan kasar dan kurang ajar: “Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku berlindung kepada Allah dari pada menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil”. (QS. Al-Baqarah 2:67)

Ketika Bani Israil diperintah wajib memasuki tanah suci dan diminta tidak gentar dan melarikan diri karena mereka pasti merugi, mereka menolak dengan berkata :
“Pergilah kamu bersama Robbmu dan berperanglah kamu berdua, dan kami hanya duduk dan menanti di sini saja.” (QS. Al-Maidah 5:24)

Musa hanya mampu mengeluh kepada Allah dengan nada sedih dan putus asa :
“Ya Robbku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu”. (QS. Al-Maidah 5:25)

Diantara kerewelan Bani Israil ialah ketika mereka dimuliakan Allah dengan dinaungi awan dalam cuaca panas terik udara sahara lalu kepada mereka diturunkan makanan manis sejenis madu dan burung sejenis puyuh, makanan yang baik dan lezat, mudah diperoleh di padang pasir yang luas, mereka bukannya bersyukur tetapi membalas dengan sikap dan ucapan yang angkuh dan tidak senonoh.
“Hai Musa kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Robbmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi yaitu sayur mayur, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (QS. Al-Baqarah 2:61)

§  Nabi Isa Almasih a.s.
Apa yang dialami Isa a.s. mirip dengan yang dialami Musa a.s. Rahib-rahib Yahudi menolak dan menentangnya, karena mereka hanya terpaku dalam upacara ritual dan sacral saja tanpa keinginan meningkatan mental dan moralnya. Mereka serta merta menolak dakwah Isa a.s. bahkan menuduh Isa dan ibunya dengan tuduhan keji dan palsu. Mereka tidak henti-hentinya bersekongkol, berusaha untuk mencelakakan Isa, memfitnahnya dengan mengadukannya kepada penguasa Romawi. Akibat laporan palsu dan tuduhan fitnah, maka penguasa Romawi memutuskan hukuman mati dengan eksekusi salib bagi Isa a.s. Allah SWT menggagalkan tipu daya mereka. Isa diselamatkan Allah dari pembunuhan.
§  Rasulullah saw.

Admin

Thanks for your visit..!

Tidak ada komentar:

Leave a Reply